Minggu, 19 Juni 2011
Tengkorak
Indonesian Grindcore
"Biografi"
Lagu bernafas religi bukan cuma dominasi band pop? Teman-teman “bawah tanah” kita juga bermain tanpa perlu menunggu bulan puasa tiba Banyak band underground yang juga memiliki dan memainkan lagu-lagu yang masih masuk kategori religius. Memang nggak sampai mengeluarkan album religi, sih. Tapi, kalo diperhatikan baik-baik, lirik-lirik mereka religius. Hebatnya lagi, mereka nggak perlu menunggu waktu bulan puasa atau menjelang Lebaran untuk merilis lagu-lagu bernafaskan religi ini. Ya, paling nggak, motif kesengajaan demi mendulang uang nggak kelihatan dari mereka. Hehehe… Salah satu yang paling menonjol adalah Purgatory. Tanya sama semua anak metal, semua pasti bilang kalo Purgatory adalah band metal religius. Ya, imej religi ini memang menempel sangat erat di mereka. Sampai-sampai, nggak sedikit yang menjuluki mereka band metal religi, atau menyebutkan Purgatory sebagai band Islamic death metal. Namun begitu, anak-anak Purgatory mengaku santai dan nggak mau ambil pusing. “Terserahlah apa kata orang. Kalo masalah orang bilang aliran kami ini-itu sih, cuma buat memudahkan mereka mengenal band kami aja. Dasarnya sih metal, straight metal!” ujar Amor, vokalis Purgatory. Itu kalau ngomongin musik. Kalau masalah lirik sih, beda lagi. Band yang kerap tampil menggunakan topeng ini memang mengangkat pesan positif dalam lirik-liriknya. Jauh dari hal-hal negatif dan selalu mengarah ke arah kebaikan. Hmmm…, apakah mereka emang sengaja mengonsep band mereka kayak gini dari awal? Ternyata nggak. Bisa dibilang, semua berjalan begitu saja. “Kami nggak pernah merencanakan bakal begini. Intinya sih, kami ngambil referensi ke agama karena kami nguasain materinya. Beda kalo ngomongin setan-setanan, hal kayak gitu gue nggak ngerti,” ungkapnya, santai. Referensi mereka bikin lirik juga nggak tanggung-tanggung. Perjalanan kehidupan ditambah dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Hmmm…, benar-benar religius. Selain Purgatory, band yang disebut-sebut religius adalah Tengkorak - sesepuh grindcore asal Jakarta. Kalo masalah personal dari para personil bandnya, Tengkorak emang religius. Paling nggak, itu yang dikatakan oleh Ombat, sang vokalis. Tapi kalo soal musik, Ombat mengaku masih kalah religius dari Purgatory…. “Kalo di metal, Purgatory-lah yang religius. Mereka menulis lirik dengan mengambil intisari dari Al-Qur’an dan menuliskannya dengan puitis. Gue juga kayak gitu, Mencoba mengambil intisari dari kitab suci, tapi gue lebih ekstrem dalam mengaplikasikannya,” jelas Ombat.
Ya, siapa yang sangka kalo band-band religi yang kita omongin di sini kebanyakan justru ber-genre metal. Musik yang justru paling sering dituduh dekat dengan setan atau iblis.Ditanya mengenai hal ini, Ombat, vokalis dari band grindcore, Tegkorak, sama sekali nggak membantah. Dia dengan cepat mengamini hal ini.“Emang bener. Metal dekat dengan setan, ya, begitulah,” ujarnya, tegas. “Itu sebabnya, kita harus bikin yang exceptional. Yang beda,” tambahnya.Rada nggak sependapat, Rins, vokalis dari band progresif dark gothic metal asal Jakarta, Gelap, mengatakan nggak semua metal itu identik dengan musik setan. Menurutnya, orang selama ini taunya cuma black metal, padahal di luar sana ada juga white metal.....“Band-band white metal ini banyak di Eropa. Lirik-lirik mereka relijius semua,” ceritanya……… Gelap adalah salah satu band asal Jakarta, yang juga memiliki lagu yang liriknya masuk kategori religius. Rins, sang vokalis, yang banyak menulis lagu untuk band ini, mengatakan kalo lirik lagu mereka sebenarnya banyak mengangkat tema mengenai sisi gelap kehidupan umat manusia. Bagaimana sosok manusia yang menurutnya di mata Tuhan itu sangat hina……“Dunia itu sekarang udah kacau banget. Dengan segala keburukan yang terjadi. Yang bisa menolong kita cuma iman dan agama,” ujarnya………. Oke, balik lagi ke masalah metal dan musik setan, Die, mantan gitaris Purgatory lebih cuek menanggapi tuduhan kayak gini. Menurutnya, terserah orang berpendapat…….”Bagi gue, bukan jadi hal yang baku kalau metal harus mengarah ke arah negatif. Kalau mereka bilang gitu, gue juga punya hak kalau metal juga bisa positif,” ujarnya………Nah, apakah kehidupan religius ini juga mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari? Percaya atau tidak, jawabannya: iya………. Amor mengatakan kalo dia dan anak-anak Purgatory lainnya bisa dibilang straight banget sama agama. Baginya band itu cuma sekadar alat buat ibadah. “Jadi, gue ngeband sama halnya kayak gue ngejalanin ibadah, syi’ar lah kalo bahasa Islamnya,”sahutnya.
Oh iya, sekadar informasi, anak-anak Purgatory ini rutin mengadakan pengajian 2 kali dalam seminggu. Dan mereka terbuka juga buat siapa aja yang mau ikutan. Kurang religius apa coba? Ombat juga mengaku kalo dia dan personil Tengkorak lainnya saat ini selalu berusaha ngejalanin perintah agama. Sholat lima waktu, misalnya. Selain itu, mereka juga menjauhi merokok, minum alkohol, dan memakai narkoba.
Tengkorak : Legenda Itu Telah Kembali!
Pada akhir tahun 1993 Ombat, Danang, dan Yoyok membentuk band bernama TENGKORAK. Dengan karakter music yang dipengaruhi oleh salah satu dari pionir band grindcore asal Inggris yaitu NAPALM DEATH. TENGKORAK awalnya terdiri dari empat orang: M. Hariadi 'Ombat "Nasution (vokal), Danang Bhudiarto (Bass), Yoyok Radianto (Guitars), Denny Julianto (Drums).
Kemudian, Pada musim gugur 1994 Adam Mustofa bergabung menjadi gitaris di line up ini, TENGKORAK adalah band Grindcore pertama dengan sentuhan kematian brutal yang dirilis mini "Demo Tape" Album di Jakarta. Judul adalah "It's a Proud to Vomit Him " mengandung dari 4 lagu yaitu: Primitive Jokes, Aggression, The Grave Torment dan Bencana Moral (sebuah lagu dalam bahasa Indonesia).
Setelah bermain beberapa pertunjukan dalam mempromosikan rilis pertama, Adam berhenti karena sibuk dengan pekerjaan sehari harinya! Tetapi. band masih menetukan aturan main alias tetap berjalan, walau berjalan hanya dengan satu gitar, kepergian Adam tidak memberikan dampak minus pada musik Tengkorak!
Pada awal tahun 1997, TENGKORAK mencoba untuk menyebarkan kaset hingga merchandise mereka yang ke seluruh dunia Underground dengan mengirimkan barang-barang mereka ke pedagang kaset, distro, band, majalah, label dll Siapa pun yang terlibat dalam scene Underground dan jaringan yang mereka rintis! Upaya ini membuat hasil yang baik, TENGKORAK telah menjual kaset demo mereka tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain di seluruh dunia. Setidaknya TENGKORAK membuktikan keberadaan band-band Underground Indonesia! Hal ini dapat terjadi dengan bantuan besar distro, majalah, band dan semua jaringan pedagang indie label dari negara-negara lain hingga menembus USA, MALAYSIA, JEPANG, PERANCIS, REP CEKO., RUSSIA, LATVIA, SPAYOL, POLANDIA, BELARUSS, KANADA, SINGAPUR, INDIA, THAILAND, BELANDA, MEKSIKO, ITALIA, BRUNEI DARUSALAM dan sebagainya..
Anggota:
# OMBAT - Growl
# YOYOK - Guitar
# SAMIER - Guitar
# BUD'DUCK - Bass
# RONIE - Drums
ATTENTION !!!!
SINCE OUR BROKE UP A COUPLE MONTH AGO, MANY OF OUR FANS HAD SHOCK AND PROTEST TO US. THEY SAID TENGKORAK MUST RETURN TO PERFORM, EXPECIALLY WITH THE israel's AGGRESSION TO PALESTINE RIGHT NOW WE NEED TO REUNIITE AGAIN TO RESPOND THEM, TO FULFILL OUR DESTINY...
JIHAD FISABILILLAH...
Situs Web :
http://www.myspace.com/tengkorak_rules
------------------------------------------------------------------------------------
Liputan Wawancara Eksklusif Ombat vokalis Tengkorak & Thufail Al Ghifari dengan Majalah Sabili.
UNDERGROUNDPUN MENGGEMPUR ZIONIS!
Jangan berprasangka buruk dulu, apalagi mencela komunitas yang satu ini. Meski tampil urakan, ”ngepunk”, metal, tapi soal prinsip nomor satu. Ngeband, tapi saat adzan berkumandang, mereka segera menghentikan aktivitasnya dan shalat. Lirik mereka bukan pula anti Tuhan, memuja setan dan kebebasan, melainkan bersumber dari Sirah Nabawi, al Qur’an dan hadits. Jangan anggap enteng, underground pun menggempur Zionis.
Salah satu personil komunitas underground, Tengkorak, Ombat, saat dijumpai Sabili, mengatakan, untuk menghancurkan negeri-negeri Muslim, khususnya di Indonesia, tak perlu dengan perang fisik, senjata, atau pun bom nuklir. Tapi cukup dijejali dengan drugs (obat-obatan terlarang), miras, film porno, media gosip, termasuk dengan musik.
Kesadaran itu mulai tergugah, tatkala Ombat pernah didatangi oleh media Barat saat hendak mewawancarainya. ’’Awalnya, gue ditanya siapa saja personilnya. Namun, sampai di satu titik, gue terkejut tatkala reporter asing itu ngomong begini: perang itu banyak bentuknya. Untuk menjajah negeri ini cukup dengan budaya. Dari obrolan itulah, gue justru mendapat hidayah. Selanjutnya, gue cari tahu dengan banyak membaca buku tentang keislaman,” ujar Ombat dengan bahasa slanknya.
Bukan rahasia umum lagi, derasnya musik beraliran cadas dari Barat, selalu mentransformasi misi, ada hidden agenda untuk merusak moral generasi muda. Ideologi anti kemapanan, anti negara, anti kapitalisme, anti agama adalah tema yang diusung lewat musik dengan berbagai macam jenis aliran, seperti metal, punk, hardcore, hingga rap.
Yang membuat reporter asing terkejut, ternyata di Indonesia, ada sebuah komunitas metal yang punya jatidiri. Tidak mengekor ke Barat dengan paket gaya hidupnya yang bebas, semau gue. “Kita bukan metal ala Barat, kita beda dalam hal eksepsional maupun attitude. Kita tetap jalankan shalat, puasa, menjauhi larangan agama, seperti narkoba, miras dan makanan haram lainnya,” tandas Ombat yang juga pengacara Muhammad Jibril.
Ombat sadar, musik bisa dijadikan alat dan doktrin untuk pembodohan. Itulah sebabnya musik dilawan dengan musik. Tak dipungkiri, musik metal identik dengan Barat. Namun komunitas underground Muslim hanya menjadikan musik sebagai sarana saja. Komunitas ini ingin membangun perspektif baru: bermusik tapi punya moralitas dan tetap religius.
”Musik memang bikin kita lalai, banyak mudharat ketimbang manfaatnya. Tapi kita harus tahu, ketika ada kekuatan besar untuk menghancurkan moral, kita tepis dan lakukan perlawanan dengan attitude. Kita tunjukkan bahwa kita beda. Itu saja membuat mereka frustasi dan gagal untuk merusak orang muda. Mereka pikir, kita metal habis, yang bisa dicuci otaknya. Intinya, musik boleh saja, tapi jangan ikut mereka, satanisme sebagai ideologinya. Ketika kita beda, fenomena yang muncul adalah anak metal pun shalat. Fenomena itu muncul sejak 1999, awal 2000, berkembang hingga sekarang,” tukas Ombat yang sudah 16 tahun ngeband metal.
Dakwah Anak Metal
Komunitas underground memang bukan halaqah. Komunitas ini hanyalah kumpulan orang-orang muda yang energinya diluapkan dengan bermusik cadas. Tapi cadas bukan sembarang cadas. Ada pesan dan misi yang terkandung di dalam lirik lagu yang mereka mainkan. Siapa nyana, underground pun anti Zionis. Mereka memboikot makanan produk Zionis. Mereka membuat T-Shirt bergambar anti Zionis. Bahkan lirik dalam lagu mereka pun mengecam Zionis bedebah. ”Anti Zionis Action”. Begitulah genderang perang yang mereka kobarkan lewat musik.
Bagi aktivis dakwah, mungkin tak banyak yang tahu, bahwa ternyata ada yang mengisi ruang ini sebagai sasaran dakwah. Bagi yang belum mengenalnya lebih dekat, boleh jadi akan berprasangka buruk, menghina, mencaci, memfitnah dan selalu beranggapan negatif dengan eksistensi komunitas ini. Performance anak-anak muda ini memang terlihat angker, ”gokil”, dan berbagai stigma buruk lainnya. Apalagi, label pada T-Shirt mereka, sebagian ada yang berdesain tengkorak, dan huruf-huruf pentagram ala Metal. Tapi siapa nyana, anak metal pun religius, shalat, peduli Palestina, dan sekali lagi anti Zionis.
Tentu saja, pola dakwah komunitas underground berbeda dengan dakwah pada umumnya. Adalah Ombat (personil Tengkorak) dan Thufail al Ghifari (vokalis The Roots of Madinah) -- lama mengisi ruang ini dengan bahasa yang mereka pahami. Meski tidak berdakwah secara verbal, layaknya kiai dengan santrinya, Thufail, Ombat dan rekan se-visi sesungguhnya sedang berdakwah di tengah komunitasnya yang unik.
”Yang jelas, gue tidak berdakwah seperti cara Aa’ Gym memberi nasihat dengan bahasa verbal dan segudang dalil. Bahkan, seorang Aa’ Gym jika dihadirkan di komunitas metal sekalipun, boro-boro didengerin. Tapi kalau gue yang ngomong no problem, dan pasti didengerin. Karena memang gue dakwah dengan bahasa mereka. Kesadaran beragama itu tumbuh dari kesadaran individu masing-masing, tanpa harus menggurui. Gue punya cara sendiri, berdakwah dengan bahasa tubuh. Waktunya shalat ya shalat. Bagi gue memberi contoh itu dakwah yang paling efektif, ketimbang perintah,” tukas Thufail.
Yang menarik, komunitas underground, tidak mengenal istilah mentor. Di antara mereka tak ada yang paling alim, semua sama-sama mencari jatidiri. Yang memimpin, biasanya yang paling dituakan (senior). Dengan akidah, komunitas underground dipersatukan untuk mencari persamaan. Mereka menanggalkan khilafiyah atau perbedaan yang ada. Mereka memang bukan aktivis halaqah, tapi tidak juga melarang individu komunitas underground untuk gabung di halaqah tertentu. Mau gabung di HTI atau Jamaah Tabligh oke-oke saja. Selama sumbernya jelas, al Qur’an dan as Sunnah.
"Yang jelas, kalo ngaji masing-masing. Kami ngaji dimana saja. Jika ada taklim, gurunya Ustad Abu Bakar Ba’asyir, gue datang, artinya kita nggak ngeblok. Di sini, khilafiyah tidak berlaku. Kalo nggak gitu, kapan bersatunya. Insya Allah, kita ingin memberi contoh, bahwa musisi pun bisa bersatu karena persamaan akidah. Perbedaan aliran musik bukanlah gap, tapi lebih kepada segmennya saja. Pas ngumpul, selain bermusik, kita biasanya ngobrol membahas hal-hal yang sifatnya pengetahuan. Di Masjid Al Azhar, kami silaturahim antar musisi,” tandas Ombat yang sudah mulai mengurangi performance baju metal dari luar. Ia mendesain gambar bajunya sendiri tentang hal-hal yang berbau jihad, perang pemikiran (ghazwul fikri) dan anti Zionis,” papar Ombat.
Dalam sebuah diskusi di Universitas Islam Negeri (UIN) Ciputat, Thufail al Ghifari pernah ditanya, kenapa harus bermetal-metal ria? Dengan enteng ia menjawab, ”Gue hidup di lingkungan orang awam. Tapi se-metal-metal gue, bila adzan tiba, gue pasti break, terus shalat. Dan tradisi itu gue tularkan pada temen-temen yang lain. Se-metal-metal gue, jika Palestina dizalimi, gue sakit hati. Bagi gue, masalahnya bukan pada label seseorang, tapi bisakah mempertahankan nilai-nilai prinsip dalam diri kita? Mending gue dilabelin orang awam, daripada dilabelin aktivis, tapi gue nggak bisa kasih contoh di masyarakat. Gue berharap, waktu kita jangan dihabiskan untuk berdebat, tapi berbuat, bukan pula dengan wacana-wacana.”
Metal Muslim
Sabili mencatat, ada beberapa kelompok band pelopor komunitas underground yang menyisipkan visi keislaman dalam lirik lagu yang mereka mainkan, sebut saja seperti: Tengkorak, GunxRose, Purgatory, The Roots of Madinah, Salameh Hamzah, Aftermath, PMDI Rhymes. Masing-masing kelompok punya karakter yang berbeda dalam melontarkan slogannya. Tengkorak, misalnya, dengan slogan Anti Zionist Action. Atau GunxRose yang menyebut dirinya modernitas puritan, punya slogan perlawanan: Membungkam Mulut-mulut para Atheis. ”Jihad is Our Way” adalah salah satu topik dalam beberapa event konser mereka. Atau Sound for Palestina di Taman Ismail Marzuki beberapa waktu lalu. Bak bungker akidah, anak metal yang dinahkodai Ombat, Thufail dan kawan se-visi terus berjuang membendung infiltrasi Barat lewat musik.
Mendengar nama kelompok band komunitas underground memang terkesan angker, liar, seperti komunitas yang tidak beragama, mengusung kebebasan, penikmat drugs, tatto, dan stigma buruk lainnya. Tapi, tak banyak yang tahu, bahwa tak semua komunitas underground ’terbius’ racun westernisasi. Ada memang diantara mereka yang telah melalui lembah hitam, namun hidayah merangkulnya untuk kembali ke jalan yang lurus. Bukan rahasia, banyak musisi ketika mencari inspirasi harus dengan mabuk lebih dulu. Kini, sebagian individu komunitas underground telah clean alias tobat. Mereka adalah kumpulan musisi cadas insaf, namun tetap menyalak.
Komunitas underground punya kelompok band masing-masing dengan aliran musik yang berbeda. Ada rock, metal, rap, punk, hardcore, grindcore, alternatif dan sebagainya. Kebanyakan mereka bermusik di jalur indie. Meski tidak mendeklarasikan dirinya sebagai metal Muslim atau punk Muslim, namun tetap saja ada yang menyebut mereka metal Muslim, punk Muslim, rapper Muslim dan sebagainya. Ketika di antara mereka bertemu dengan rekan se-visi, lalu klop, berlanjut dengan membentuk kelompok band dengan aliran tertentu.
Kebanyakan anak-anak underground yang sudah melalui fase musik, biasanya akan masuk ke fase pemikiran. Jika sudah masuk ke fase pemikiran, mereka dihadapkan oleh dua pilihan: menjadi atheis atau menjadi agnostic (percaya tuhan tapi tidak beragama). Intinya mereka bisa sekuler, atau orang yang salah paham terhadap agama, terutama Islam.
Meski saat ngeband dipanggung, tidak terdengar jelas lirik vokal yang dibawakan, namun fans mereka mencari tahu lirik yang dimaksud. Beberapa judul milik Tengkorak, seperti: Teroris, Jihad Soldier, adalah bentuk penyisipan Islam, meski tak tersirat. Begitu juga dengan The Roots of Madinah dengan beberapa judulnya: Darah di atas Pedang, Konspirasi Haykal, Syair Tanah Terjajah, dan Dari Jakarta hingga Jalur Gaza. Tak beda dengan Purgatory. Mereka satu visi sebagai agen Anti Zionist Action.
Menurut Thufail, latar belakang anak underground sendiri, justru kebanyakan mereka dari keluarga yang mapan. Karena musik-musik underground yang mereka bawa ke Indonesia adalah mereka yang kuliah ke luar negeri. ”Jadi salah, kalau ada yang bilang, musisi underground itu dari lapisan keluarga miskin dan anak jalanan. Mereka adalah orang-orang menengah ke atas. Mereka juga datang dari kalangan yang berpendidikan, bahkan ada yang berprofesi pengacara dan jaksa. Ketika visi-misi itu teragendakan, mereka tularkan kepada komunitas underground lain yang belum tersentuh keislamannya,” ujar Ombat.
Down load-down load internet di tahun 90-an, adalah mainan orang kaya. Jika musik-musik itu sampai ke Indonesia, pasti mereka yang pernah ke luar negeri. Cuma kebanyakan dari mereka adalah dari kalangan brokenhome. Mereka mencari pelarian melalui musik, dan membangun dunia sendiri, komunitas sendiri, dan gaya hidup sendiri. Meski akhirnya salah jalan.
Agar memiliki wadah bersama antar musisi metal se-visi, Thufail dan sahabat-sahabatnya membentuk berandalan puritan plus dengan situsnya: www.berandalanpurit an.blogspot.com. Sebelumnya, ada jembatan harakah. Hingga saat sudah ada 1.000 orang yang tergabung, bukan hanya ikatan persaudaraan, melainkan juga mengikuti gaya hidup yang tidak melanggar moral dan agama, dalam hal ini Islam. Karakter dari anak metal adalah melontarkan kontra propaganda. ”Metal memang identik dengan kemarahan (angry). Tapi itulah hati nurani yang tidak dibuat-buat,” ujar Thufail.
Saat ini, sudah ada beberapa band yang sadar akan perlunya dakwah Islam ke dalam komunitas underground. Untuk itu perlu skill tersendiri untuk bisa masuk ke komunitas ini. Memang ini bukan segmen kelompok LDK atau komunitas yang sudah mengaji di harakah-harakah, tapi murni dakwah di kalangan underground.
Diakui Thufail al Ghifari, perang yang sedang berlangsung saat ini adalah perang tanpa senjata. Sebagai Muslim, tentu ibadah tertinggi adalah jihad qital. Tapi kondisi di Indonesia belum memungkinkan untuk diterapkan jihad Qital. Maka, yang harus dilakukan adalah mengcounter pemikiran dengan pemikiran, teknologi dengan teknologi, ekonomi dengan ekonomi, gaya hidup dengan gaya hidup. Inilah manuver yang kita sebut perang tanpa senjata.
-------------------------------------------------------------------------------------
Band : Tengkorak
Album : Agenda Suram
Release Year : 2007
Labels : Sebelas April Records
-Tracklist-
1. Intro
2. Jihad
3. Boycott Israel
4. United States of Asu
5. Digging The Grave For Crying Mass
6. Mass Forgiveness
7. Zionist Exaggration
8. Hisbullah
9. Dajal Dunia
10. Popular Cannibal
11. Trias Politica
12. Celebrity Syndrome
13. Disgusting Agenda
14. Curse Of Corruption
15. Buruh
16. Dead by Billing
17. Busuk
18. Genital Tour
19. Konvoi Mega Mobil Pejabat
20 Patroli Buas
|Download|
-------------------------------------------------------------------------------------
Band : Tengkorak
Album : Civil Emergency
Release Year : 2005
- Tracklist -
1. Lunatic Leader
2. Civil Emergency
3. Evil Made the Bomb
4. Bleeding Democracy
5. Fuck Your Soul
6. Dying Poor (Re-Recording)
7. Addict Effect
8. Official Lies
9. Corrupting the Nation Arrested Development
10. Loosing Your Mind
11. Destroy Zionism
12. Discrimination
13. Politicl Scum
14. Capitalism Agenda (Outro)
|Download|
------------------------------------------------------------------------------------
Band : Tengkorak
Album : Konsentrasi Massa
Year : 1999
- TrackSong -
1. Oknum
2. Asap Tebal
3. Gawean Reget
4. Primitive Jokes
5. Kemelut
6. Konsentrasi Massa
7. Spekulasi Bisnis
8. Penjilat
9. Prestasi Gila
10. Buruh
11. Bisnis Ejakulasi
12. Cacat Politik
13. Dosa Keluarga
14. Bencana Moral
15. Diskriminasi
16. Chaos Or Riot
17. Disgusting Brind
18. Dogma
19. Polemik
20. Propaganga
21. Outro: Greed|
DOWNLOAD
Disini sama sekali ga mendukung Adanya pembajakan Stuff Lokal,, masalahnya beberapa Rilisan disini Udah Lenyap di Pasaran alias Sold Out & ga di Produksi kembali (Mungkin), sehingga banyak para Metalhead harus Bingung kemana musti mendapatkannya, Tetapi, jikalau elo mendapatkan Stuff disini Masih ada.
>> PERHATIAN <<
Ini hanya untuk Review saja,belilah kaset dan CD asli dari artis yang bersangkutan. Agar Mereka Terus Berkarya Dan terus Cintai Musik Dalam Negeri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar